Selasa, 20 Oktober 2015

OSMOSIS MELALUI SELAPUT TELUR

A. PENDAHULUAN
Osmosis sering diasalah pahami oleh mahasiswa.Sebagai sala satu contoh misalnya konsep yang menerangkan bahwa osmosis adalah peristiwa yang merupakan kebalikan dari peristiwa difusi. Kesalahan terjadi ketika memahami bahwa osmosis adalah pergerakan atau perpindahan molekul dari konsentrasi rendah ( hipotonis ) menuju larutan dengan konsentrasi tinggi ( hipertonis ) melalui membrane semipermeabel semata.pada pemahaman seperti initidak memperhatikan molekul mana yang bergerak? jika diperhatikanbahwa yang mengalami pergerakan adalah molekul pelarut ( air ) maka tidak akan terjadi kesalahan dalam memahami konsep sederhana ini. Dengan demikian baik difusi maupun osmosis sama – sama bergerak, berpindah untuk meniadakan gradient konsentrasi sehingga pada ahir proses akan didapatkan kondisi larutan yang seimbang ( isotonis ). Dalam praktikum ini kita akan memanfaatkan membrane semipermeabel alami yang dimiliki oleh telur. Berikutnya cara untuk mengatahui peristiwa osmosis adalah dengan melakukan pengamatan pada telur, pertama telur di lubangi kedua ujung kutubnya, kemudian sala satu ujung dilubangi hingga cangkang dan selaputnya pecah, sebaliknya ujung berlawanan dilubangi hingga selaputnya, masukan sedotan pada ujung yang telah dilubangi cangkang dan selaputnya dan tetesi dengan lilin hingga tidak terdapat rongga untuk keluarnya udara. Selanjutnya rendam telur dalam beker gelas dengan air secukupnya dan amati perisiwa osmosis pada sedotan tersebut. Sebelumnya sedotan diberikan skala agar dapat menghitung osmosis yang terjadi ( cm/ menit ).


B. TINJAUAN PUSTAKA
Osmosis merupakan bentuk perpindahan molekul air dari kosentrasi yang rendah ke kosentrasi yang tinggi. Dengan masuknya air melalui sel akan tentulah akan terbawa ion-ion yang terdapat di dalam tanah karena larutan tanah mengandung ion. Pertumbuhan juga bergantung pada pengambilan air, dan banyak hal dalam hubungan air tumbuhan bergantung pada interaksi antara sel dengan lingkungan. Tumbuhan memang merupakan sistem yang dinamis dan sangat rumit, fungsi yang satu berinteraksi dengan fungsi yang lain.
Dengan kata lain, tumbuhan adalah sistem multidimensi.
(Salisbury dan Ross, 1995).Perbedaan konsentrasi sangat umum terjadi pada sel hidup.Misalnya jika pada senyawa organik tertentu dalam sitosol masuk ke dalam sel dan dimetabolisme oleh mitokondria, maka konsentrasi sitosol yang berada di dekat mitokondria harus dipertahankan lebih rendah daripada konsentrasi sitosol yang berada di dekat organel lainnya.Hal ini penting diperhatikan terutama jika membicarakan difusi air.
            Pentingnya air sebagai pelarut dalam organisme hidup tampak amat jelas, misalnya pada proses osmosis. Dalam suatu daun, volume sel dibatasi oleh dinding sel dan relative hanya sedikit aliran air yang dapat diakomodasikan oleh elastisitas dinding sel. Konsekuensi tekanan hidrostatis (tekanan turgor) berkembang dalam vakuola menekan sitoplasma melawan permukaan dalam dinding sel dan meningkatkan potensial air vakuola. Dengan naiknya tekanan turgor, sel-sel yang berdekatan saling menekan, dengan hasil bahwa sehelai daun yang mulanya dalam keadaan layu menjadi bertambah segar (turgid)
            Dalam keadaan ini tanah dikatakan tidak jenuh.(Islami dan Utomo, 1995).Sel tumbuhan, prokariota, fungi, dan sejumlah protista memiliki dinding. Apabila sel seperti ini berada dalam larutan hipotonik ketika direndam dalam air hujan, misalnya dinding akan membantu mempertahankan keseimbangan air sel tersebut. Seperti sel hewan, sel tumbuhan ini membengkak ketika air masuk melalui osmosis. Akan tetapi, dindingnya yang lentur akan mengembang hanya sampai pada ukuran tertentu sebelum dinding ini mengerahkan tekanan balik pada sel yang melawan penyerapan air lebih lanjut. Pada saat ini sel tersebut membengkak (sangat kaku) yang merupakan keadaan yang sehat untuk sebagian besar sel tumbuhan.Tumbuhan yang tidak berkayu, seperti sebagian besar tumbuhan rumahan, tergantung pada dukungan mekanis dari sel yang dijaga untuk tetap bengkak oleh larutan hipotonik sekelilingnya.Jika sel tumbuhan dan sekelilingnya isotonik, tidak ada kecenderungan bagi air untuk masuk dan selnya menjadi lembek (lembut), yang menyebabkan tumbuhan menjadi layu.
            Molekul-molekul air bersatu sebagai akibat adanya ikatan hidrogen.Pada saat itu berada dalam wujud cair, ikatan hidrogennya sangat rapuh, kekuatannya hanya sekitar seperduapuluh dari kekuatan ikatan kovalen.Ikatan-ikatan tersebut terbentuk, terpisah, dan terbentuk kembali dengan sangat cepat.Tiap ikatan hidrogen hanya mampu beberapa piko detik, tetapi molekul-molekulnya secara terus-menerus membentuk ikatan baru dengan pasangan penggantinya. Oleh karenanya, dalam waktu yang singkat, sejumlah tertentu dari seluruh molekul air akan berikatan dengan molekul tetangganya, membuat molekul air lebih teratur dibanding cairan lainnya. Secar keseluruhan, ikatan hidrogen menyatukan substansi tersebut, suatu fenomena yang disebut kohesi.
            potencial osmotik larutan luar lebih rendah dari potensial osmotik sel-sel akar, maka air dapat masuk dari larutan luar ke dalam sistem akar. Dengan meningkatnya konsentrasi zat-zat terlarut maka masuknya air ke dalam akar akan menjadi lebih lambat sampai arah pergerakan air mungkin akan tebalik.

C. Metode prektikum
a.       Hari dan Tanggal
Kamis, 19-01-2012
b.      Waktu atau Jam
12.00 - selesai
c.       Tempat Praktikum
Laboratorium Botani Jurusan Biologi FMIPA Unpatti
d.      Alat
ü  Sedotan
ü  Lilin
ü  Spidol
ü  Bekerglass 100 ml
ü  Air
ü  Penggaris
e.       Bahan
ü  Telur ayam
f.       Prosedur kerja :
ü  Ambil sebutir telur, kemudian pukul-pukulah pelan-pelan pada bagian ujung telur yang tumpul sehingga cangkangnya retak. Jangan sampai selaput di dalamnya pecah
ü  Bersihkan bagian ujung telur yang tumpul dari cangkang yang sudah retak-retak dengan cara mengambil retak-retakan cangkang dengan hati-hati sehingga didapatkan ujung telur yang tanpa cangkang kurang lebih 3 cm persegi.
ü  Pada ujung telur yang satunya (yang lebih lancip) dibuat lubang untuk memasukkan sedotan
ü  Masukkan sedotan ke dalam telur dengan hati-hati.
ü  Nyalakan lilin dan arahkan tetes lilin ke bagian telur tempat masukkan sedotan sehingga sedotan dan telur menjadi rapat (tidak bocor)
ü  Isilah bekerglass 100 ml dengan air kurang lebih 90 ml.
ü  Ambillah potongan lidi (2-3 batang) dan diletakkan miring dari dasar bekerglass ke mulut bekerglass yang berguna untuk menyangga telur supayan tidak tenggelam ke dasar bekerglass.
ü  Sebelum dimasukkan bubuhkan skala pada sedotan dengan menggunakan titik 0 dari pangkal sedotan yang berhimpit dengan ujung telur.
ü  Masukkan telur dan bekerglass yang sudah diisi air dengan pelan-pelan dan mulailah mencatat waktunya.
ü  Amati pergerakan air pada sedotan dengan selang waktu 5 menit kurang lebih 30 menit/secukupnya hingga anda mendapatkan data yang representatif.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
telur ayam kampong ( Callus domestica )
Menit ke
Perubahan
5
5 cm
10
12 cm
15
16 cm
20
23cm
25
30 cm
30
39    m
2. Analisa data
WP (menit) PU (cm)
5 menit = 7 cm
10 menit = 4 cm
15 menit = 7 cm
20 menit = 7 cm
25 menit = 7 cm
30 menit = 9 cm
Keterangan:
WP : waktu pengamatan (menit)
PU : pertambahan ukuran akibat tekanan osmosis pada sedotan (cm)
         5 menit 4 cm, 7 cm, 9 cm

3.  Pembahasan
            Proses osmosis alami yang terjadi  pada telur ayam kamoung (Callus domestica), proses osmosis ini merupakan proses transport pasif karena tanpa energy aktifitas. Osmosis adalah pergerakan atau perpindahan molekul dari konsentrasi rendah ( hipotonis ) menuju larutan dengan konsentrasi tinggi ( hipertonis ) melalui membrane semipermeabel semata.
Dari hasil pengamatan kita dapat mengetahui dan menghitung nilai laju osmosis yang terjadi pada telur ayam.

            pada  prosedur kerja yang telah dibuat, dimana telur ayam kampong harus dilubangi pada kedua kutub telur. Kutub telur pertama dilubangi hingga menembus cangkang dan selaput telur sebaliknya pada kutub telur berlawanan di lubangi hingga cangkangnya saja , kita dapat mengamati bagaimana molekul air yang memiliki konsentrasi rendah dapat berpindah ke cairan telur yang memiliki konsentrasi tinggi, serta dapat mengamati bagaimana molekul air menembus membrane sel telur ( selaput ) yang selektif permeabel. Dalam hal ini air sebagai pelarut yang memiliki konsentrasi rendah ( hipotonis ) dan cairan di dakam telur merupakan pelarut yang memiliki konsentrasi tinggi ( hipertonis ). Kesetimbangan dinamis akan terjadi jika konsentrasi antara larutan air dan cairan telur sama dan terbentuk larutan yang isotonis. Perpindahan larutan juga terjadi akibat adanya perbedaan konsentrasi,
Perbedaan konsentrasi sangat umum terjadi pada sel hidup.Misalnya jika pada senyawa organik tertentu dalam sitosol masuk ke dalam sel dan dimetabolisme oleh mitokondria, maka konsentrasi sitosol yang berada di dekat mitokondria harus dipertahankan lebih rendah daripada konsentrasi sitosol yang berada di dekat organel lainnya.Hal ini penting diperhatikan terutama jika membicarakan difusi air
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sedotan yang telah diberikan skala dalam selang waktu 5 menit hingga 30 menit diperoleh peningkatan tekanan pada sedotan yang diakibatkan oleh tekanan osmotic ,peningkatan tekanan yang dibaca pada skala sedotan yaitu 4 cm per 10 menit, 7 cm per 5 menit, 15 menit, 20 menit, 25 menit dan 9 cm per 30 menit.

 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
-          proses naiknya cairan yang terdapat dalam telur dapat diartikan sebagai proses osmosis karna dilihat dari pengertiannya osmosis merupakan proses perpindahan molekul air dari kosentrasi rendah ke kosentrasi tinggi.
-          Cairan yang terdapat dalam telur dapat naik ke atas karena air yang merupakan pelarut yang memilki konsentrasi rendah (hipotonik) akan berpindah ke cairan telur yang memiliki konsentrasi tinggi (hipertonik) melewati selaput membrane telur yang selektif permeable dengan melawan gradient konsentrasi melalui proses osmoregulasi. Maka air tersebut yang mengakibatkan tekanan pada cairan telur tersebut naik dari konsentrasi rendah samapai tinggi.
E. DAFTAR PUSTAKA
ü  Pagaya, Joseph. 2012.Penuntun Praktikum Osmosis dengan Selaput Telur. FMIPA UNPATTI-BIOLOGI.

.: MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS) :.


Sistem MSDS

Setiap kegiatan kerja selalu diikuti dengan resiko bahaya yang dapat berakibat terjadinya kecelakaan, walaupun demikian terjadinya kecelakaan seharusnya dapat dicegah dan diminimalisasikan karena kecelakaan tidak dapat terjadi dengan sendirinya. Terjadinya kecelakaan pada umumnya ditimbulkan oleh beberapa faktor penyebab, oleh karena itu harus diteliti faktorfaktor penyebabnya dengan tujuan untuk menentukan usaha-usaha pembinaan dan pengawasan keselamatan yang tepat, efektif dan efisien sehingga terjadinya kecelakaan dapat dicegah.

Dalam melaksanakan eksperimen, kontak terhadap bahan kimia akan terjadi baik langsung maupun tidak langsung. Pengetahuan sifat dan karakter bahan kimia perlu dimiliki mengingat bahan kimia memiliki potensi untuk menimbulkan bahaya baik terhadap kesehatan maupun bahaya kecelakaan. Hal ini dapat dipahami karena bahan kimia dapat memiliki tipe reaktivitas kimia tertentu dan juga dapat memiliki sifat mudah terbakar. Oleh karena itu aktivitas kerja yang selalu memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja perlu dibudayakan dalam bekerja di laboratorium.
 
Untuk dapat mendukung jaminan kesehatan dan keselamatan kerja maka para peneliti maupun laboran yang bekerja di laboratorium harus mengetahui dan memiliki pengetahuan serta keterampilan untuk menangani bahan kimia khususnya dari segi potensi bahaya yang mungkin ditimbulkan. Informasi atau pengetahuan yang harus diketahui pelaksana di laboratorium kimia dimuat dalam Material Safety Data Sheet (MSDS).
                                                                                    
   
Gambar Material Safety Data Sheets
Bahan kimia dalam unsur dan senyawa tertentu memang bukan lah barang mainan. Ada kalanya senyawa kimia dapat beracun juga bagi kesehatan tubuh manusia. Dalam tingkat kebahayaannya, setiap senyawa ataupun unsur kimia di tunjukkan dalam MSDS atau disebut (Material Safety Data Sheet). MSDS ini merupakan hal yang wajib dipelajari sebelum laboran berkutat dengan senyawa- senyawa di laboratorium.
MSDS sendiri memuat informasi tentang :
  1. Informasi umum tentang bahan.
  2. Informasi Komponen Berbahaya.
  3. Reaktivitas Bahan.
  4. Sifat Mudah terbakarnya bahan.
  5. Sifat Fisika Bahan.
  6. Sifat Kimia Bahan.
  7. Dampak Kesehatan.
  8. Pertolongan Pertama.
  9. Penyimpanan.
Secara Umum, MSDS mengandung BAB sebagai berikut, yang kesemuanya menjelaskan tentang bahan yang bersangkutan.
  1. Product and Company Identification / Produk dan Identitas Perusahaan
    Menerangkan identitas produk, serta perusahaan yang memproduksi produk.

  2. Composition/Information on ingredients / Komposisi /Informasi kandungan bahan
    Menjelaskan komposisi bahan yang bersangkutan, konsentrasi, campuran dsb.

  3. Hazards Identification / Identifikasi Bahaya
    Meliputi Sifat-sifat bahaya :
  • Bahaya Kesehatan :
    Menjelaskan berbagai cara bahan kimia bisa memapar tubuh pengguna dengan beberapa cara misalnya penyerapan melalui kulit, pernafasan dan lainnya. Informasi tentang gejala dan akibat terhadap kesehatan apabila tubuh terjadi kontak dengan bahan tersebut seperti kejadian setelah :
  1. Efek terkena paparan yang berlebihan
  2. Kontak pada mata
  3. Kontak pada kulit
  4. Terhirup pada pernafasan
  • Bahaya kebakaran :
    Informasi ini menentukan bahan tersebut termasuk kategori bahan mudah terbakar, dapat dibakar, tidak dapat dibakar atau membakar bahan lain. Kemudahan zat untuk terbakar ditentukan oleh :
  1. Titik nyala : suhu terendah dimana uap zat dapat dinyalakan.
  2. Konsentrasi mudah terbakar : daerah konsentrasi uap gas yang dapat dinyalakan. Konsentrasi uap zat terendah yang masih dapat dibakar disebut LFL (low flammable limit) dan konsentrasi         tertinggi yang masih dapat dinyalakan disebut UFL (upper flammable limit). Sifat kemudahan membakar bahan lain ditentukan oleh kekuatan oksidasinya.
  3. Titik bakar : suhu dimana zat terbakar sendirinya.
  • Bahaya reaktivitas :
    Sifat bahaya akibat ketidakstabilan atau kemudahan terurai, bereaksi dengan zat lain atau terpolimerisasi yang bersifat eksotermik (menghasilkan panas) sehingga eksplosif atau reaktivitasnya terhadap gas lain sehingga menghasilkan gas beracun.

  • MSDS CCl4(karbon tetraklorida)
    Sifat fisik dan kimia
    -          Rumus kimia : CCl4
    -          Bentuk fisika : cair
    -          CAS number : 56-23-5
    -          Berat molekul : 154 g/mol
    -          Bau :berbau kuat
    -          Warna : tidak berwarna
    -          Titik didih :76,5
    -          Titik beku : -23
    -          Kelarutan dalam air : tidak larut ( 0,08 )
    -          Penanganan 
    Tindakan pencegahan:
    -  Simpan dalam tempat terkunci Jangan menelan. Jangan menghirup gas / asap /
       uap / semprotan. Kenakan pakaian pelindung yang sesuai Dalam kasus
    - ventilasi cukup, pakai peralatan pernapasan yang sesuai Jika tertelan, segera
     dapatkan saran medis dan tunjukkan wadah atau label. Hindari kontak dengan
      kulit dan mata
    Penyimpanan:

    Bahan karsinogenik, teratogenik atau mutagenik harus disimpan dalam lemari
    terkunci penyimpanan pengaman terpisah atau ruangan.

    Perlindungan Pribadi
    Teknik Kontrol:
    - Sediakan ventilasi pembuangan atau kontrol teknik lainnya untuk menjaga
     konsentrasi udara dari uap di bawah masing-masing ambang batas nilai. Pastikan
     bahwa obat cuci mata stasiun dan pancuran keselamatan proksimal ke lokasi
     kerja-stasiun.

    Perlindungan Pribadi:
    -  Splash kacamata. Lab mantel. Vapor respirator. Pastikan untuk menggunakan
    respirator yang disetujui / bersertifikat atau setara. Sarung tangan.
    Kontak Mata: Periksa dan lepaskan lensa kontak. Segera basuh mata dengan air
    mengalir selama 15 menit, dengan kelopak mata terbuka. Gunakan Air dingin.
    Jangan menggunakan salep mata. Carilah pertolongan medis.
    Kontak pada Kulit: Setelah kontak dengan kulit, segera cuci dengan air yang
    banyak. Lembut dan benar-benar mencuci kulit terkontaminasi dengan air yang
    mengalir dan sabun non-abrasif. Berhati-hatilah untuk lipatan bersih, celah-celah,
    lipatan dan pangkal paha. Tutupi kulit yang teriritasi dengan emolien. Jika terjadi
    iritasi, mencari bantuan medis. Cuci pakaian yang terkontaminasi sebelum
    digunakan kembali.

    -  Untuk kulit yang terkena parah: Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit
    terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Carilah perhatian medis.
    Terhirup: Biarkan korban untuk beristirahat di tempat yang berventilasi baik. Carilah
    perhatian medis segera.
    Serius Terhirup: Evakuasi korban ke daerah yang aman sesegera mungkin.
    Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau pinggang.
    Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Jika korban tidak bernapas, lakukan mulut ke
    mulut resusitasi. 

    MSDS NaCl (natrium klorida)

    -          Sifat fisika dan sifat kimia
    -          Keadaan fisik : Bubuk kristal padat
    -          Bau : sedikit
    -          Rasanya : garam/asin
    -          Berat molekul : 58,33 g/mol
    -          Warna : putih
    -          Titik didih : 1413 (2575,4 )
    -          Kelarutan : mudah larut dalam air dingin dan air panas, larut
                Dalam gliserol dan ammonia. Dan tidak larut dalam asam  klorida
    -          Kepadatan : 2,165

    ·  Penanganan
    -          kontak kulit
    dalam kasus terjadi kontak , segera basuh kulit dengan banyak air
    sekurang-kurangnya 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang
    terkontaminasi dan sepatu
    - Kulit serius
    cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan
    krim anti bakteri
    - Inhalasi
    jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
    pernapasan buatan . jika sulit bernapas, berikan oksigen
    - Mata
    basuh mata dengan banyak air minimal selama 15 menit, sesekali
    mengangkat kelopak mata atas dan bawah . dapatkan bantun medis
    - Tertelan
    jika korban sadar dari waspada, beri 2-4 cuplus susu atau air dapatkan
    bantuan medis. Cuci mulut dengan air

    ·    Perhatian
    Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan lewat bantuan
    pernapasan buatan (resustasi) bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau
    korosif. Cari bantuan medis segera
    Tertelan:
    JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian
    oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut
    kepada korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah,
    dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala
    muncul
     
  • MSDS CuSO4 (tembaga Sulfat)

    DATA FISIK
    -          Kelarutan dalam Air : Terlarut
    -          Nama Kimia :Asam Sulfat, Garam Tembaga2+ (1:1)
    -          Nama Lain :Tembaga Biru; Vitriol Biru; Tembaga Sulfat
    -          Berat molekul : 249,68 g/mol
    -          Bentuk : Kristal
    -          Penampilan : biru
    -          Bau : Berbau

    IDENTIFIKASI BAHAYA
    - Tembaga Sulfat dapat menimbulkan efek jika terhirup atau mengenai kulit.
    - Tembaga Sulfat merupakan TERATOGEN-DENGAN PERINGATAN SANGAT
    KERAS.
    - Tembaga Sulfat dapat menyebabkan kerusakan reproduktif. Karena merupakan
    MUTAGEN, tanganilah selayaknya karsinogen.
    - Kontak dapat menyebabkan iritasi berat dan terbakar pada kulit. Terkena berulang
    dapat mengakibatkan penebalan kulit.
    - Tembaga Sulfat dapat menyebabkan iritasi berat dan membakar mata
    menimbulkan kerusakan tetap.
    - Menghirup Tembaga Sulfat dapat menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan,
    dan paru-paru mengakibatkan batuk dan sesak nafas. Terkena berulang dapat
    menyebabkan menyusutnya batas di dalam hidung.
    - Terkena asap dari pemanasan Tembaga Sulfat dapat menyebabkan “demam asap
    logam”. Hal ini mirip sakit flu dengan gejala berasa logam, demam, sakit, sesak
    pada dada, dan batuk.
    - Tembaga Sulfat dapat menimbulkan alergi kulit. Jika terjadi alergi, maka kalau
    terkena lagi dalam kadar yang sangat rendah akan menyebabkan gatas-gatal dan
    ruam pada kulit. Terkena dalam waktu yang lama dapat merusak hati.
    - Berbahaya jika ditelan. Dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan ditandai
    dengan mual dan muntah

    IDENTIFIKASI
    Tembaga Sulfat berbentuk padatan kristal atau butiran (seperti pasir) berwarna biru.
    Dipergunakan dalam pengawetan kayu, pewarna, antijamur, dalam makanan ternak
    Dan pupuk.

    ALASAN DISEBUT SEBAGAI BAHAN
    BERBAHAYA
    · Tembaga Sulfat tercantum dalam Daftar Bahan Kimia Berbahaya karena diatur
    oleh OSHA dan disebutkan oleh ACGIH, NIOSH, DOT, DEP, dan EPA.
    · Tembaga Sulfat merupakan MUTAGEN dan memiliki resiko sebagai penyebab
    kanker. Oleh karena itu semua kontak harus dikurangi hingga sesedikit mungkin.
    CARA MENGURANGI RESIKO
    - Sebisa mungkin operasi (reaksi) dikerjakan tertutup dan pergunakan ventilasi
    pembuangan gas di tempat tersebut. Jika ventilasi pembuangan gas tidak dipakai
    atau operasi tidak tertutup, alat pernafasan harus dipergunakan.
    - Kenakan pakaian kerja yang melindungi.
    - Segeralah dicuci secara keseluruhan setelah terkena tembaga Sulfat, juga pada
    akhir kerja.
    - Pasanglah informasi bahaya dan peringatan di tempatkerja. Tambahannya,
    sebagai bagian dari usaha pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, sampaikan
    semua informasi tentang bahaya kesehatan dan keselamatan dari Tembaga
    Sulfat kepada pekerja yang berpotensi terkena.
    BAHAYA KEBAKARAN
    - Tembaga Sulfat dapat terbakar, namun tidak dapat menyala dengan sendirinya.
    Pergunakan es padat (CO2), semprotan air, atau pemadam busa alkohol.
    - TERBENTUK GAS BERACUN DALAM API, termasuk oksida-oksida Sulfur.
    - WADAH DAPAT MELEDAK DALAM API. Pergunakan semprotan air untuk
    mendinginkan wadah dan menjaga dari api.
    - Jika pekerja diharapkan memadamkan api, mereka harus dilatih dan dilengkapi
    dengan benar.

    TUMPAHAN DAN KEADAAN DARURAT
    Jika Tembaga Sulfat tumpah/bocor, lakukan langkahlangkah berikut:
    - Tembaga Sulfat dapat menyebabkan iritasi berat dan membakar mata
    menimbulkan kerusakan tetap.
    - Menghirup Tembaga Sulfat dapat menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan,
    dan paru-paru mengakibatkan batuk dan sesak nafas. Terkena berulang dapat
    menyebabkan menyusutnya batas di dalam hidung.
    - Terkena asap dari pemanasan Tembaga Sulfat dapat menyebabkan “demam asap
    logam”. Hal ini mirip sakit flu dengan gejala berasa logam, demam, sakit, sesak
    pada dada, dan batuk.
    - Tembaga Sulfat dapat menimbulkan alergi kulit. Jika terjadi alergi, maka kalau
    terkena lagi dalam kadar yang sangat rendah akan menyebabkan gatas-gatal dan
    ruam pada kulit. Terkena dalam waktu yang lama dapat merusak hati.
    - Berbahaya jika ditelan. Dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan ditandai
    dengan mual dan muntah
    IDENTIFIKASI
    Tembaga Sulfat berbentuk padatan kristal atau butiran (seperti pasir) berwarna biru.
    Dipergunakan dalam pengawetan kayu, pewarna, antijamur, dalam makanan ternak
    dan
    pupuk.

    ALASAN DISEBUT SEBAGAI BAHAN
    BERBAHAYA
    · Tembaga Sulfat tercantum dalam Daftar Bahan Kimia Berbahaya karena diatur
    oleh OSHA dan disebutkan oleh ACGIH, NIOSH, DOT, DEP, dan EPA.
    · Tembaga Sulfat merupakan MUTAGEN dan memiliki resiko sebagai penyebab
    kanker. Oleh karena itu semua kontak harus dikurangi hingga sesedikit mungkin.

    CARA MENGURANGI RESIKO
    - Sebisa mungkin operasi (reaksi) dikerjakan tertutup dan pergunakan ventilasi
    pembuangan gas di tempat tersebut. Jika ventilasi pembuangan gas tidak dipakai
    atau operasi tidak tertutup, alat pernafasan harus dipergunakan.
    - Kenakan pakaian kerja yang melindungi.
    - Segeralah dicuci secara keseluruhan setelah terkena tembaga Sulfat, juga pada
    akhir kerja.
    - Pasanglah informasi bahaya dan peringatan di tempatkerja. Tambahannya,
    sebagai bagian dari usaha pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, sampaikan
    semua informasi tentang bahaya kesehatan dan keselamatan dari Tembaga
    Sulfat kepada pekerja yang berpotensi terkena.
    BAHAYA KEBAKARAN
    - Tembaga Sulfat dapat terbakar, namun tidak dapat menyala dengan sendirinya.
    Pergunakan es padat (CO2), semprotan air, atau pemadam busa alkohol.
    - TERBENTUK GAS BERACUN DALAM API, termasuk oksida-oksida Sulfur.
    - WADAH DAPAT MELEDAK DALAM API. Pergunakan semprotan air untuk
    mendinginkan wadah dan menjaga dari api.
    - Jika pekerja diharapkan memadamkan api, mereka harus dilatih dan dilengkapi
    dengan benar.
    TUMPAHAN DAN KEADAAN DARURAT
    Jika Tembaga Sulfat tumpah/bocor, lakukan langkahlangkah berikut:
    - Kosongkan ruang yang terkena tumpahan dari orang yang tidak mengenakan
    perlengkapan pelindung hingga pembersihan selesai.
    - Kumpulkan bahan serbuk di tempat yang sesuai dan aman, dan letakkan dalam
    wadah yang tertutup.
    - Buka ventilasi dan cuci daerah yang terkena tumpahan/bocoran setelah
    pembersihan selesai.
    - Jika perlu menimbun Tembaga Sulfat sebagai limbah, hubungi dinas terkait untuk
    rekomendasi khusus.
    - Jika pekerja diperlukan untuk membersihkan tumpahan, mereka harus dilatih dan
    dilengkapi dengan benar.
    UNTUK TUMPAHAN YANG BANYAK ATAU KEBAKARAN, segera hubungi dinas
    pemadam kebakaran
    setempat.

    PERTOLONGAN PERTAMA
    Kontak dengan Mata
    · Segeralah disiram dengan air dalam jumlah yang banyak minimal selama 15 menit,
    sesekali angkatlah kelopak mata atas dan bawah. Secepatnya mintalah nasehat
    dokter.
    Kontak dengan Kulit
    · Lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Cuci kulit yang terkena dengan banyak air
    dan sabun.
    Pernafasan
    - Pindahkan orang dari tempat yang tercemar.
    - Mulailah menolong pernafasan jika pernafasan terhenti, dan CPR jika jantung
    berhenti berdegup.
    - Pindahkan segera ke rumah sakit terdekat.
    - Penelanan : Jangan memancing muntah. Jika korban sadar, beri 2-4 cupfuls susu
    atau air

    MSDS H2SO4

    Produk Nomor:  C2782
    Nama Produk: Asam Sulfat Reagen ACS
    Rumus: H2SO4
    RTECS: WS5600000
    CAS: CAS # 7664-93-9
    Kesehatan: 3
    Mudah terbakar: 0
    Reaktivitas: 2
    Bahaya Rating:
    Paling sedikit
    Sedikit
    Moderat
    Tinggi
    Ekstrim
    0
    1
    2
    3
    4
    NA = Tidak Berlaku TL = Tidak Didirikan
    Bagian 2 Komponen Campuran
    Komponen: Asam belerang
    CAS: CAS # 7664-93-9
    %: 100%
    Redup: W / W
    Batas: OSHA TWA 1 mg / mƒ, ACGIH STEL 3 ppm

    Bagian 3 Identifikasi Bahaya
    Menyebabkan iritasi parah dan luka bakar. Mungkin berbahaya jika tertelan. Hindari menghirup uap atau debu. Gunakan dengan ventilasi yang memadai. Hindari kontak dengan mata, kulit, dan pakaian. Cuci sampai bersih setelah menangani. Simpan wadah tertutup.

    Bagian 4 Tindakan Pertolongan Pertama
    Menyebabkan iritasi parah dan luka bakar. Mungkin berbahaya jika tertelan. Hindari menghirup uap atau debu. Gunakan dengan ventilasi yang memadai. Hindari kontak dengan mata, kulit, dan pakaian. Cuci sampai bersih setelah menangani. Simpan wadah tertutup.

    PERTOLONGAN PERTAMA:
    KULIT: Cuci daerah yang terkena dengan sabun dan air. Jika terjadi iritasi, dapatkan bantuan medis.
    MATA: Cuci mata dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit, angkat tutup sesekali. Mencari Bantuan Medis.
    TERHISAP: Hapus untuk udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen
    Tertelan: Berikan beberapa gelas susu atau air. Muntah dapat terjadi secara spontan, tapi TIDAK MENYEBABKAN! Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.

     
    Bagian Tindakan Api 5 Berjuang
    Pemadam Api Jenis: Dry Chemical Api / Ledakan: Bereaksi pada suhu ekstrim dengan dekomposisi kekerasan. Api Melawan Prosedur: Pakailah diri dengan peralatan pernapasan dan pakaian pelindung untuk mencegah kontak dengan kulit dan pakaian. Pasal 6 Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
    Menyerap tumpahan dengan bahan inert, maka tempatkan dalam wadah limbah kimia. Menetralisir dengan abu soda basa lemah.

    Bagian 7 Penanganan dan Penyimpanan
    Pakailah sesuai NIOSH / MSHA-Disetujui respirator, Kimia-tahan sarung tangan, kacamata keselamatan. Jangan uap napas.

    Bagian Pengendalian pemaparan 8 & Perlindungan Pribadi
    Pernapasan Perlindungan: NIOSH / MSHA respirator yang disetujui
    Ventilasi
    Mekanis:
    Tangan Perlindungan:
    Pakai sarung tangan yang sesuai untuk mencegah pajanan kulit
    Lokal Exhaust:
    Mata Perlindungan:
    Kacamata dan Shield Wajah
    Lain-lain Alat Pelindung: Kenakan pakaian yang cocok untuk mencegah pajanan kulit 

    Bagian 9 Sifat Fisik dan Kimia
    Melting Point: Tidak tersedia informasi Berat jenis 1.84 Titik Didih: 534-590 ° C Volatile oleh Volume Persen: <5 Tekanan Uap: Tidak tersedia informasi Tingkat Penguapan: Tidak Berlaku Kepadatan uap: Tidak tersedia informasi Penguapan Standar: Tidak Berlaku Kelarutan dalam Air: Larut Auto pengapian Suhu: Tidak Berlaku Penampilan dan Bau: Tidak berwarna keruh menjadi cair sedikit kuning Turunkan Flamm. Batasi di Udara: Tidak Berlaku Titik Nyala: Tidak mudah terbakar Atas Flamm. Batasi di Udara: Tidak Berlaku

    Bagian 10 Stabilitas dan Reaktivitas Informasi
    Stabilitas: Stabil Kondisi yang harus dihindari: Temperatur yang tinggi Bahan yang harus dihindari:
    Air, logam, senyawa organik, basa. Berbahaya Dekomposisi Produk:
    Beracun oksida sulfur Berbahaya Polimerisasi: Tidak akan Terjadi Kondisi untuk Hindari: Tidak diketahui


    Bagian Informasi Tambahan 11
    Kondisi diperparah organ / target: Orang yang sudah ada sebelumnya, pernafasan kulit dan gangguan mata lebih rentan. Korosif! Akut: iritasi berat dan luka bakar pada kulit, mata, paru-paru dan saluran pencernaan. Kronis: Dermatitis, kerusakan mata. Kabut asam kuat asam sulfat anorganik dapat menyebabkan kanker laring. BERACUN!